Framing Berita: Cara Media Membingkai Realitas

Dalam dunia jurnalistik, media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk cara audiens memahami suatu peristiwa. Proses ini dikenal sebagai framing berita, yakni bagaimana media membingkai atau menyusun sudut pandang terhadap informasi yang disajikan. Framing dapat mempengaruhi opini publik secara halus namun signifikan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian framing berita, teori dan tokoh terkait, teknik dan bentuk framing, dampak framing terhadap masyarakat, serta studi kasus yang menggambarkan praktik framing dalam pemberitaan.

Baca Juga: Strategi Komunikasi Efektif di Berbagai Sektor

Pengertian Framing Berita dan Konteksnya dalam Media

Framing berita merupakan konsep dalam ilmu komunikasi yang menjelaskan bagaimana media memilih, menyusun, dan menekankan aspek-aspek tertentu dari sebuah peristiwa untuk ditonjolkan kepada publik. Framing bukan hanya soal apa yang diberitakan, tetapi juga bagaimana berita itu dibingkai agar memiliki makna tertentu. Dengan memilih kata, gambar, narasi, atau sudut pandang tertentu, media dapat membentuk persepsi pembaca terhadap realitas.

Konsep framing pertama kali diperkenalkan oleh Erving Goffman pada tahun 1974 dalam bukunya Frame Analysis. Goffman menyatakan bahwa individu memahami peristiwa sosial melalui “bingkai” atau frame yang sudah terbentuk dalam benaknya. Media massa kemudian mengambil konsep ini dan menggunakannya untuk menjelaskan bagaimana pesan-pesan media dibingkai sedemikian rupa sehingga memiliki dampak tertentu terhadap audiens.

Dalam praktiknya, framing berita sering kali tidak disadari oleh pembaca. Mereka menerima informasi yang sudah dikemas oleh media tanpa mempertanyakan konteks atau sudut pandang yang digunakan. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan opini publik yang bias atau tidak utuh terhadap suatu isu.

Framing juga bisa berbeda-beda antar media tergantung pada ideologi, kebijakan redaksi, dan tujuan pemberitaan masing-masing. Misalnya, satu media bisa membingkai suatu aksi demonstrasi sebagai bentuk perjuangan rakyat, sedangkan media lain bisa menekankannya sebagai tindakan anarkis.

Dengan memahami framing, pembaca bisa menjadi lebih kritis dalam menyikapi berita. Mereka dapat mempertanyakan narasi yang dibangun media dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk memperoleh sudut pandang yang lebih komprehensif.

Teori Framing dan Tokoh-tokoh Utamanya

Dalam kajian komunikasi, teori framing memiliki posisi penting karena menghubungkan proses produksi media dengan dampaknya terhadap khalayak. Ada beberapa tokoh utama yang berperan besar dalam pengembangan teori ini, di antaranya adalah Erving Goffman, Robert Entman, dan Todd Gitlin.

Erving Goffman, seperti telah disebutkan sebelumnya, adalah pionir yang memperkenalkan konsep frame dalam kehidupan sosial. Menurutnya, frame adalah skema interpretasi yang memungkinkan individu untuk “membingkai” pengalaman sehari-hari dan memberinya makna. Meski awalnya bersifat sosiologis, konsep ini kemudian diadopsi oleh ilmu komunikasi.

Robert Entman, seorang profesor di bidang komunikasi politik, memberikan kontribusi besar dalam teorisasi framing. Dalam artikelnya yang terkenal pada tahun 1993, Entman mendefinisikan framing sebagai proses seleksi beberapa aspek dari realitas yang dipersepsikan dan membuatnya lebih menonjol dalam pesan komunikasi. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan masalah, menentukan penyebab, membuat penilaian moral, dan menyarankan solusi.

Todd Gitlin, melalui studinya tentang gerakan mahasiswa di Amerika Serikat, menunjukkan bagaimana media membingkai gerakan sosial. Ia memperkenalkan konsep “media frames” sebagai pola yang berulang dalam pemberitaan yang membentuk cara khalayak memahami peristiwa. Gitlin menunjukkan bahwa framing tidak hanya memengaruhi apa yang dipikirkan publik, tetapi juga bagaimana mereka memikirkannya.

Selain ketiga tokoh ini, masih banyak peneliti lain yang mengembangkan pendekatan-pendekatan framing, termasuk dalam konteks media digital dan media sosial. Framing telah menjadi salah satu pendekatan analisis yang digunakan dalam studi komunikasi massa, politik, dan budaya.

Melalui kontribusi para tokoh ini, framing dipahami tidak hanya sebagai strategi penyampaian informasi, tetapi juga sebagai proses pembentukan makna yang kompleks, melibatkan kepentingan, nilai, dan ideologi.

Framing Berita

Teknik dan Bentuk-bentuk Framing dalam Pemberitaan

Dalam praktik jurnalistik, ada beberapa teknik framing yang sering digunakan media untuk membentuk opini publik. Berikut adalah teknik-teknik dan bentuk framing yang umum ditemukan:

A. Teknik Framing

  • Penyusunan Narasi (Narrative Framing): Menyusun berita dengan alur cerita yang menarik untuk menekankan aspek tertentu, seperti menonjolkan sisi dramatis atau emosional.
  • Pemilihan Kata (Lexical Choice): Penggunaan kata-kata dengan konotasi positif atau negatif untuk membentuk kesan tertentu terhadap tokoh atau peristiwa.
  • Penempatan Informasi: Informasi penting atau menguntungkan diletakkan di awal atau akhir berita untuk meningkatkan pengaruhnya.
  • Visual Framing: Penggunaan gambar atau video tertentu untuk mendukung sudut pandang yang diinginkan media.
  • Eksklusi dan Inklusi Informasi: Memilih informasi apa yang dimasukkan dan apa yang dihilangkan untuk membentuk narasi tertentu.

B. Bentuk Framing

  • Conflict Frame: Menonjolkan konflik antara pihak-pihak tertentu dalam suatu peristiwa.
  • Human Interest Frame: Memberikan sentuhan emosional terhadap berita dengan menonjolkan sisi kemanusiaan atau penderitaan individu.
  • Economic Consequences Frame: Menekankan dampak ekonomi dari suatu peristiwa terhadap masyarakat.
  • Responsibility Frame: Menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas suatu masalah atau kejadian.
  • Morality Frame: Menilai suatu peristiwa dari sudut pandang moral atau etika.

Teknik dan bentuk-bentuk ini digunakan untuk mengarahkan cara pembaca memahami dan menilai suatu isu. Dengan mengenali jenis framing yang digunakan, kita dapat membaca berita secara lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang dibentuk media.

Dampak Framing terhadap Persepsi Publik

Framing tidak hanya memengaruhi apa yang diketahui publik, tetapi juga bagaimana mereka merasakan, menilai, dan merespons informasi yang diterima. Berikut adalah beberapa dampak nyata dari framing terhadap masyarakat:

A. Pengaruh terhadap Opini Publik

  • Framing dapat membuat isu tertentu tampak lebih penting dibandingkan yang lain, meskipun tingkat urgensinya sama.
  • Publik cenderung mengadopsi sudut pandang media sebagai acuan dalam membentuk pendapat.

B. Pembentukan Stereotip

  • Penggambaran kelompok tertentu secara berulang dalam frame yang negatif dapat memperkuat stereotip dan prasangka.
  • Contohnya adalah framing berita kriminal yang sering dikaitkan dengan kelompok sosial atau etnis tertentu.

C. Politisasi Informasi

  • Media bisa menggunakan framing untuk mendukung partai politik atau tokoh tertentu.
  • Ini bisa mengakibatkan polarisasi di masyarakat karena publik hanya mengonsumsi berita dari media yang sesuai dengan pandangan politik mereka.

D. Efek Priming dan Agenda Setting

  • Framing berkaitan erat dengan teori agenda setting, di mana media menentukan isu apa yang dianggap penting.
  • Priming terjadi ketika framing tertentu mempersiapkan audiens untuk menilai suatu isu berdasarkan kriteria yang telah ditanamkan.

E. Pengaruh Jangka Panjang

  • Dalam jangka panjang, framing dapat membentuk budaya berpikir masyarakat.
  • Cara pandang terhadap isu-isu global seperti imigrasi, iklim, dan gender pun bisa terbentuk dari pola framing media selama bertahun-tahun.

Studi Kasus: Framing dalam Pemberitaan Konflik Sosial

Dalam konteks konflik sosial, framing memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan kebijakan pemerintah. Berikut ini adalah beberapa contoh nyata yang menggambarkan bagaimana framing bekerja dalam pemberitaan:

Kasus 1: Aksi Demonstrasi Mahasiswa

Dalam pemberitaan aksi mahasiswa, media pro-pemerintah sering menggunakan istilah seperti “aksi anarkis” atau “pengganggu ketertiban umum” untuk mendiskreditkan aksi tersebut. Sebaliknya, media oposisi menggunakan istilah seperti “perjuangan rakyat” atau “gerakan reformasi” untuk membangun citra positif.

Kasus 2: Isu Terorisme

Berita tentang aksi terorisme sering kali membingkai pelaku dengan latar belakang agama tertentu, menciptakan stigma terhadap kelompok tersebut. Padahal, konteks radikalisasi dan faktor-faktor lain seperti ekonomi dan pendidikan jarang dibahas secara mendalam.

Kasus 3: Pandemi COVID-19

Beberapa media mem-frame pemerintah sebagai pihak yang tanggap dan bekerja keras, sementara yang lain menyoroti kelemahan dan ketidaksiapan dalam penanganan pandemi. Perbedaan framing ini membentuk persepsi publik yang sangat kontras terhadap otoritas negara. Framing dalam kasus-kasus ini menunjukkan bagaimana media tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga ikut membentuk realitas sosial dan politik.

Baca Juga: Perencanaan Produksi Strategi Efisiensi dan Efektivitas dalam Operasi Manufaktur

Kesimpulan

Framing berita adalah strategi komunikasi yang digunakan media untuk membingkai informasi sehingga menciptakan makna tertentu. Dari pengertian, teori, teknik, hingga dampaknya terhadap publik, framing memainkan peran yang sangat besar dalam memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap suatu isu. Dalam konteks demokrasi dan kebebasan informasi, framing bisa menjadi alat untuk memperjuangkan kebenaran atau sebaliknya, menjadi senjata untuk manipulasi opini publik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki literasi media yang kuat agar tidak terjebak dalam narasi yang sudah dibingkai secara sepihak. Dengan membaca berita dari berbagai sumber dan perspektif, publik dapat lebih bijak dalam membentuk opini serta mengambil keputusan yang berdasarkan informasi yang lebih objektif. Sebagai pembaca dan konsumen media, kita perlu menyadari bahwa tidak ada pemberitaan yang benar-benar netral. Pemahaman terhadap framing menjadi kunci untuk menjadi warga informasi yang cerdas dan kritis.

Terakhir, jika Anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan Tesis.Layanan konsultasi Tesis dari Tesis.id bisa membantu Anda. Hubungi Tesis.id sekarang dan dapatkan layanan yang Anda butuhkan.

Scroll to Top