Panduan Praktis Mencari Rumusan Masalah untuk Penelitian

Penelitian memerlukan rumusan masalah yang jelas dan terarah. Tanpa rumusan masalah yang jelas, jalan penelitian bisa menjadi tidak jelas dan sulit untuk menghasilkan hasil yang relevan. Sayangnya, banyak peneliti, terutama mahasiswa, sering kali menghadapi masalah dalam mencari dan menyusun rumusan masalah yang tepat. Hal ini dapat menghambat kemajuan penelitian dan membuat tujuan penelitian sulit tercapai. Panduan praktis untuk menemukan dan merumuskan masalah penelitian yang spesifik dan terfokus akan dibahas dalam artikel ini, agar peneliti dapat menjalankan penelitian dengan lebih efisien dan hasil yang optimal.

 Baca Juga: Eksplorasi Tesis Ekonomi

Pengertian Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pernyataan yang menjelaskan masalah utama yang ingin diselesaikan melalui penelitian, untuk membantu dalam menentukan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil yang diharapkan. Rumusan masalah yang baik harus memenuhi kriteria berikut:

  • Jelas: Harus mudah dipahami dan tidak ambigu.
  • Spesifik: Harus berfokus pada masalah yang dapat diteliti secara khusus.
  • Relevan: memiliki hubungan langsung dengan subjek atau bidang ilmu yang diteliti.
  • Dapat diukur: memiliki indikator atau variabel yang dapat diukur.

Pentingnya Rumusan Masalah dalam Penelitian

Pentingnya rumusan masalah dalam penelitian karena:

  1. Rumusan masalah membantu peneliti tetap fokus pada tujuan penelitian.
  2. Memberikan Landasan Teoretis: Rumusan masalah akan menjadi dasar untuk memilih teori atau kerangka kerja yang sesuai.
  3. Mempermudah Penyusunan Hipotesis: Rumusan masalah adalah dasar untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian kuantitatif.
  4. Meningkatkan Relevansi Penelitian: Rumusan masalah yang baik memastikan bahwa penelitian memiliki kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan atau aplikasi praktis.

Langkah-Langkah Mencari Rumusan Masalah

a. Memahami Topik Penelitian

Langkah pertama adalah memahami subjek penelitian. Anda harus menemukan topik atau topik yang menarik minat Anda. Misalnya:

  • Dalam bidang pendidikan, “Pengaruh penggunaan teknologi terhadap hasil belajar siswa”
  • Dalam bidang ekonomi, “Dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat”.

 

Tips:

  • Pilih topik yang sesuai dengan latar belakang akademik atau profesional Anda.
  • Pastikan topik tersebut memiliki referensi dan data pendukung yang cukup.

b. Melakukan Observasi dan Identifikasi Masalah

Observasi adalah adalah cara efektif untuk menemukan masalah nyata di lapangan.

Anda juga bisa mengamati fenomena, tren, atau masalah dalam konteks tertentu.

Contoh Observasi:

Contoh observasi:

  • Di bidang kesehatan, ada peningkatan angka stunting anak-anak di beberapa wilayah.
  • Di bidang teknologi, banyak pengguna aplikasi yang mengeluhkan masalah keamanan data.

Setelah observasi, identifikasi masalah utama yang layak untuk diteliti.

c. Mempelajari Literatur yang Relevan

Literatur seperti jurnal, buku, atau artikel ilmiah, dapat membantu Anda memahami masalah yang telah diteliti dan celah penelitian.

Tips:

  • Cari referensi terbaru untuk mendapatkan pemahaman tentang kemajuan terbaru dalam bidang yang Anda teliti.
  • Perhatikan bagian kesimpulan dan saran dari penelitian sebelumnya untuk menemukan gagasan baru untuk masalah.

d. Mengidentifikasi Celah Penelitian (Research Gap) 

Celah penelitian adalah bidang yang belum banyak diteliti atau yang belum mendapatkan perhatian yang cukup dari penelitian.

Contoh Celah Penelitian:

  • Penelitian sebelumnya hanya membahas aspek teoritis tanpa mempertimbangkan aplikasi praktis.
  • Belum ada penelitian yang membahas bagaimana variabel tertentu berdampak pada situasi tertentu.

e. Berdiskusi dengan Ahli atau Dosen Pembimbing

Berbicara dengan Ahli atau Dosen Pembimbing Anda dapat memberikan saran berharga tentang masalah yang seharusnya diteliti. Ahli atau dosen pembimbing dalam bidang yang relevan dapat memberikan saran ini.

Tips:

  • Sebelum berbicara, buat daftar pertanyaan.
  • Catat kritik yang diberikan untuk memperbaiki atau memperjelas rumusan masalah Anda.

f. Memprioritaskan Masalah yang Layak Diteliti

Tidak semua masalah dapat dijadikan topik penelitian.

Pilih masalah yang:

  • Sesuai dengan kemampuan dan sumber daya Anda
  • Memiliki dampak yang signifikan jika diselesaikan.
  • Bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat.

Mencari Rumusan Masalah

Struktur Rumusan Masalah yang Baik

Rumusan masalah biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan ini bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena tanpa menjelaskan hubungan antar variabel.

Contoh:

– Bagaimana tingkat literasi digital siswa di SMA X?

– Apa saja faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam program daur ulang?

b. Rumusan Masalah Asosiatif atau Hubungan

Rumusan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel.

Contoh:

– Apakah terdapat hubungan antara literasi digital dan hasil belajar siswa di SMA X?

– Bagaimana pengaruh kampanye lingkungan terhadap partisipasi masyarakat dalam program daur ulang?

Karakteristik Rumusan Masalah yang Efektif

Rumusan masalah yang baik harus memenuhi kriteria berikut:

a. Spesifik dan Fokus

Jangan rumuskan masalah dengan cara yang terlalu luas atau umum.

Contoh yang Tidak Spesifik:

– Apa yang mempengaruhi prestasi akademik siswa?

Contoh yang Spesifik:

– Bagaimana hasil belajar siswa di SMA X dipengaruhi oleh penggunaan pembelajaran berbasis teknologi?

b. Berbasis Fakta 

Rumusan masalah harus didasarkan pada data atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Relevan dengan Topik Penelitian 

Pastikan masalah yang dirumuskan sesuai dengan bidang ilmu dan tujuan penelitian.

d. Dapat Diukur

Rumusan masalah harus mencakup indikator atau variabel yang dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif.

Kesalahan Umum dalam Mencari Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang jelas sangat penting untuk penelitian, tetapi ada banyak kesalahan yang dapat menghambat penelitian. Berikut adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari saat mencari rumusan masalah untuk memastikan penelitian Anda tetap fokus dan terarah.

  1. Terlalu Umum: Terlalu Umum: Sulit untuk memfokuskan penelitian pada masalah yang terlalu luas.
  1. Tidak Relevan: Masalah yang tidak terkait dengan topik penelitian menghambat penelitian.
  1. Tidak Berdasarkan Fakta: Penelitian yang mengabaikan data atau fakta akan kehilangan dasar ilmiah.
  1. Tidak Terukur: Rumusan masalah yang tidak dapat diukur atau dianalisis
  1. Terlalu Banyak Masalah: Memilih masalah yang terlalu banyak untuk satu penelitian membuat fokus penelitian menjadi kabur.

Contoh Rumusan Masalah yang Baik

Berikut Ini adalah beberapa contoh rumusan masalah untuk berbagai bidang:

a. Pendidikan

Bagaimana model pembelajaran berbasis proyek mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah atas?

b. Ekonomi

Apakah ada korelasi antara kebiasaan menabung penduduk kota dan literasi keuangan?

c. Teknologi

Bagaimana algoritma pembelajaran mesin berfungsi untuk mendeteksi serangan siber pada sistem perbankan?

d. Kesehatan

Apa faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pasien diabetes terhadap program pengendalian gula darah?

Baca Juga: Skripsi Hukum Keluarga: Menyusun Penelitian yang Relevan dan Inovatif

Kesimpulan

Langkah penting dalam proses penelitian adalah menemukan masalah penelitian dan merumuskannya. Rumusan masalah yang baik memberikan arah yang jelas, relevansi, dan dasar ilmiah bagi penelitian. Untuk menyusun rumusan masalah yang efektif, Anda perlu memahami topik penelitian, melakukan observasi, mempelajari literatur, dan menemukan celah penelitian. Dengan mengikuti panduan praktis ini, Anda dapat menyusun rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan relevan. Ini akan memungkinkan penelitian Anda untuk memberikan kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Jika Anda merasa kesulitan dalam menyelesaikan Tesis, jangan ragu untuk menghubungi layanan konsultasi Tesis.id dan dapatkan bantuan profesional yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan tesis Anda dengan baik.

Scroll to Top