Tata Cara Penomoran Tesis

Dalam sebuah tesis, cara penomoran tesis memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan dan keterbacaan dokumen. Penomoran yang rapi dan konsisten memudahkan pembaca dalam menavigasi isi tesis, mencari referensi tertentu, serta memastikan bahwa dokumen memenuhi standar akademik yang berlaku.

Baca Juga: Penjelasan Skripsi Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif

Halaman Bagian Awal

Bagian awal tesis mencakup halaman-halaman sebelum isi utama, seperti sampul, halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel/gambar. Ketika memberikan nomor pada bagian awal tesis, mulai dari halaman Judul dalam (halaman setelah sampul) sampai dengan halaman Daftar Lampiran, menggunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, dst). Bagian judul dan halaman persetujuan pembimbing tidak diberi nomor urut halaman melainkan ditulis sebagai halaman i dan halaman ii. Bagian abstrak sampai dengan halaman Lampiran diberi nomor urut halaman dengan angka Romawi kecil yang merupakan kelanjutan dari halaman Judul dan halaman Persetujuan Pembimbing (halaman iii, iv, dst). Tidak sedikit mahasiswa kebingungan ketika memberi nomor ke tesis yang mereka kerjakan.

Cara Penomoran Tesis

Halaman Bagian Inti

Bagian inti tesis mencakup isi utama penelitian, mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan. Pada bagian ini, sistem penomoran halaman, bab, sub bab, tabel, dan gambar harus diterapkan secara konsisten untuk memudahkan navigasi dan referensi dalam dokumen. Ketika memberikan nomor mulai dari bab pendahuluan sampai dengan bab kesimpulan dan saran menggunakan angka Arab (1, 2, dst) dan diletakan pada marjin kanan dengan jarak tiga spasi dari marjin atas (baris pertama teks pada halaman itu) serta angka terakhir nomor halaman harus lurus dengan marjin kanan teks. Pada tiap halaman yang bertajuk, nomor halaman mulai dari bab pendahuluan sampai dengan bab kesimpulan dan saran diketik pada pias (marjin) bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks. Penomoran bukan bab dan bukan sub bab menggunakan angka Arab dengan tanda kurung, misalnya 1), 2), dst. Dan (1), (2), dst. Penomoran bab dan subbab mengikuti sistem hierarkis yang memudahkan pembaca memahami struktur tesis.

Penomoran Bagian Akhir

Bagian akhir tesis mencakup daftar pustaka, lampiran, dan terkadang riwayat hidup penulis. Meskipun bagian ini tidak memiliki bab utama seperti bagian inti, tetap diperlukan sistem penomoran yang konsisten agar mudah dinavigasi. Penomoran halaman tetap menggunakan angka Arab (lanjutan dari bagian inti). Nomor halaman ditempatkan di kanan atas atau bawah tengah, sesuai pedoman institusi. Tidak dimulai dari angka 1, melainkan melanjutkan nomor halaman terakhir dari bagian inti. Penomoran dalam Daftar pustaka tidak menggunakan nomor bab atau subbab. Referensi diurutkan berdasarkan abjad nama penulis, bukan berdasarkan nomor urut. Format penulisan mengikuti standar akademik seperti APA, IEEE, MLA, atau Chicago Style.

Baca Juga: Ukuran Populasi dan Sampel dalam Tesis

Kesimpulan:

Cara penomoran tesis juga membantu pembaca menemukan bagian tertentu dari teks yang ingin dibacanya, kemudian mengecek kebenaran informasi tersebut dengan menelusuri referensi, dan memastikan ketaileran penulisan berdasarkan standar akademik yang berlaku.

Terakhir, jika Anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan Tesis. Layanan konsultasi Tesis dari Tesis.id bisa membantu Anda.Hubungi Tesis.id sekarang dan dapatkan layanan yang Anda butuhkan.

Scroll to Top